Selasa, 16 April 2013

DINAMIKA PERANG DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI


BAB 2.PEMBAHASAN

2.1  Faktor-Faktor (Kondisi) yang Mendukung Terjadinya Perang
Proklamasi kemerdekaan Inonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 mengantarkan bangsa indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Namun, pihak Belanda berusaha untuk berkuasa kembali di Indonesia. Perjuangan Mempertahankan  kemerdekaan terjadi diseluruh pelosok tanah air. Setiap daerah memiliki peran dalam perjungan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, meskipun bentuk dan intensitasnya berbeda-beda. Ada dua strategi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yaitu perjuangan secara fisik dan perjuangan secara diplomsi. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tetapi keduanya harus ditempuh secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang maksimal. Perjuangan bangsa Indonesia selanjutnya semakin berat karena harus mempertahankan kemerdekaan dari rongrongan kekuasaan bangsa asing. 
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda sebagai berikut.

a.       Kedatangan Tentara Sekutu diboncengi Oleh NICA

Semenjak Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 maka secara hukum tidak lagi berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan Indonesia berada dalam keadaan vacum of power (tidak ada pemerintah yang berkuasa) dan waktu itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tanggal 10 September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan bahwa pemerintahan akan diserahkan pada Sekutu bukan pada pihak Indonesia. Dan pada tanggal 14 September perwirwa Sekutu datang ke Jakarta untuk mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.

Pada tanggal 29 September 1945 akhirnya Sekutu mendarat di Indonesia yang bertugas melucuti tentara Jepang. Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di bawah pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. NICA adalah organisasi yang didirkan orang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia setelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan berpusat di Australia. Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL setelah dilepas oleh Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi pertempuran melawan NICA dan Sekutu.

Sebenarnya, setelah jepang menyerah kepada sekutu tanggal 14 agustus 1945, sekutu menugaskan Jepang agar tetap mempertahankan daerah-daerah yang semula dikuasainya (status quo). Sementara untuk mengontrol daerah kekuasaanya di Asia, Inggris membentuk SEAC (Sout East Asia Command) dibawah pimpinan laksamana Lord Louis Monbatten yang di pusatkan di Singapura. Begitu pula untuk mengawasi Indonesia Timur, dibentuklah pasukan SWPC (South West Pasific Command) yang dipimpin oleh  Letnan Jendral Albert Thomas Blamey. Selanjutnya untuk mengawasi Indonesia barat, Inggris membentuk AFNEI (Allied Forces of the Netherlands East Indies) yang dipimpin oleh Letnan Jendral Sir Philip Christison. Sehingga AFNEI bagian dari SEAC. Selanjutnya pada tanggal 29 September 1945 Iggris menerjunkan pasukan AFNEI dan mendarat di Jakarta untuk menjalankan tugas khusus. Tugas yang diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Sir Philip Christinson. Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Adapun tugas tugas khusus AFNEI di Indonesia adalah sebagai berikut:

1.      Menerima penyerahan dari tangan Jepang.

2.      Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.

3.      Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.

4.      Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil.

5.      Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan.

b.      Kedatangan Belanda (NICA) Berusaha Menegakkan Kembali Kekuasaannya di Indonesia.

Kedatangan pasukan Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netral oleh pihak Indonesia. Namun, setelah diketahui bahwa Sekutu membawa NICA(Netherland Indies Civil Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga karena NICA adalah pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia. Para pemuda memberikan sambutan tembakan selamat datang. Situasi keamanan menjadi semakin buruk sejak NICA mempersenjatai kembali tentara KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang.

Melihat kondisi yang kurang menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan pengakuan sedara de facto atas Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945. Sejak saat itu, pasukan AFNEI diterima dengan tangan terbuka oleh pejabat-pejabat RI di daerah-daerah untuk membantu memperlancar tugas-tugas AFNEI.

Namun dalam kenyataannya di daerah-daerah yang didatangi Sekutu selalu terjadi insiden dan pertempuran dengan pihak RI. Hal itu disebabkan pasukan Sekutu tidak bersungguh-sungguh menghormati kedaulatan RI. Sebaliknya pihak Sekutu yang merasa kewalahan, menuduh pemerintah RI tidak mampu menegakkan keamanan dan ketertiban sehingga terorisme merajalela. Pihak Belanda yang bertujuan menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia berupaya memanfaatkan situasi ini dengan memberi dukungan kepada pihak Sekutu. Panglima Angkatan Perang Belanda, Laksamana Helfrich, memerintahkan pasukannya untuk membantu pasukan Sekutu.Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan  terjadinya konflik dan pertempuran di berbagai daerah. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang mempertahankan kemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadi pertempuran di berbagai daerah di Indonesia. Konflik antara Indonesia-Belanda ini akhirnya melibatkan peran dunia internasional untuk menyelesaikannya.

Tidak ada komentar: